lmbalmba

Rabu, 26 Agustus 2015

DIURETIKA



Diuretika adalah senyawa yang dapat menyebabkan ekresi urin yang lebih banyak. Jika pada peningkatan ekskresi garam-garam, maka diuretika ini dinamakan saluretika atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit)
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian :
1.      Menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi
2.      Menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehigga volume caira ekstra sel kembali menjadi nornal.
Diuresis menyebabkan penurunan volume plasma dan stoke volume yang akan menurunkan curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah.

Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :

1.      Diuretik osmotik
Tempat Dan Cara Kerja : 
·  Tubuli Proksimal penghambatan reabsorbsi natrium dan air melalui daya osmotiknya 
·  Ansa Henle penghambatan reasorbsi natrium dan air oleh karena hiperosmolaritas daerah medula menurun. 
·  Duktus Koligentes penghambatan reasorbsi natrium dan air akibat adanya papilarry washout, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal.
Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isosorbid.

2..     Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.
Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

3.     Diuretik golongan tiazid
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida.
Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

4.      Diuretik hemat kalium
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).
Yang tergolong dalam kelompok ini adalah:  antagonis aldosteron. triamterenc. amilorid.

5.      Diuretik kuat
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.
Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

Contoh obat diuretika
Furosemide ( Lasix®, uresix®, impugan® )

DIABETES MELITUS



Menurut data stastistik tahun 1995 dari WHO terdapat 135 juta penderita diabetes mellitus di seluruh dunia. Tahun 2005 jumlah diabetes mellitus diperkirakan akan melonjak lagi mencapai sekitar 230 juta. Angka mengejutkan dilansir oleh beberapa Perhimpunan Diabetes Internasional memprediksi jumlah penderita diabetes mellitus lebih dari 220 juta penderita di tahun 2010 dan lebih dari 300 juta di tahun 2025.
Dari data WHO di tahun 2002 diperkirakan terdapat lebih dari 20 juta penderita diabetes mellitus di tahun 2025. tahun 2030 angkanya bisa melejit mencapai 21 juta penderita. Saat ini penyakit diabetes mellitus banyak dijumpai penduduk Indonesia. Bahkan WHO menyebutkan, jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia menduduki ranking empat setelah India, China, dan Amerika Serikat.Diabetes mellitus sendiri didefinisikan sebagai suatu penyakit dan gangguan metabolisme kronis dengan multi etilogi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau difisiensi produk insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang reponsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel β pulau Langerhands akibat proses autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) disebabkan kegagalan relative sel β dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa untuk jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi resisitensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relative insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel β pancreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa. 

DM tipe I 


    1. penderita DM tipe 1 biasanya memiliki tubuh yang lurus dan cenderung berkembang menjadi diabetes ketoasidosis (DKA) karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormone glukagon.
2. sejumlah 20-40% pasien mengalami DKA setelah beberapa hari mengalami poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan bobot badan.

DM Tipe 1 (IDDM) terjadi pada 10% dari kasus diabetes. Secara umum, DM tipe ini berkembang pada anak – anak atau pada awal masa dewasa yang disebabkan oleh kerusakan sel β pancreas akibat autoimun, sehingga terjadi defisiensi insulin absolute. Reaksi autoimun umunya terjadi setelah waktu yang panjang (9-13 th) yang ditandai oleh adanya parameter – parameter sistem imun ketika terjadi kerusakan sel β. Hiperglikemia terjadi bila 80-90% dari sel βrusak. Penyakit DM dapat menjadi penyakit menahun dengan resiko komplikasi dan kematian. Factor – faktor yang menyebabkan terjadinya autoimun tidak diketahui, tetapi proses itu diperantarai oleh makrofag dan limfosit T dengan autoantibody yang bersirkulasi ke berbagai antigen sel β (misalnya antibody sel islet, antibody insulin).

DM tipe II          



1. pasien dengan DM tipe 2sering asimtomatik. Munculnya komplikasi dapat mengidentifikasikan bahwa pasien telah menderita DM selama bertahun-tahun, umumnya muncul neuropati.
2. pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya letargi, poliuria, nokturia dan polidipsia sedangkan penurunan bobot badan secara signifikan jarang terjadi.

DM tipe 2 (NIDDM) terjadi pada 90 % dari semua kasus diabetes dan biasanya ditandai dengan resistensi insulin dan defisiensi insulin relative. Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatic, dan penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet. Disfungsi sel β mengakibatkan gangguan pada pengontrolan glukosa darah. DM tipe 2 lebih disebabkan karena gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori, kurangnya olahraga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik.


Dosis obat antidiabetika oral :
Nama Generik
Dosis awal yang direkomendasi mg/hari
Dosis terapi ekivalen mg
Dosis maksimum mg
Non-lansia
Lansia
Sulfonilurea
Asetoheksamid
250
150 – 250
500
1500
Klorpropamid
250
100
250
500
Tolazamid
100 – 250
100
250
1000
Tolbutamid
1000 – 2000
500 – 1000
1000
3000
Glipzid
5
2,5 – 5
5
40
Glipzid
5
2,5 – 5
5
20
Gliburid
5
1,25 – 2,5
5
20
Gliburid,mikronais
3
1,5 – 3
3
12
Glimepirid
1 – 2
0,5 – 1
2
-
Secretagogues insulin kerja pendek
Nateglinid
120 bersama makanan
120 bersama makanan
-
120 mg
3 x sehari
Repaglinid
0,5 – 1 dengan makanan
0,5 – 1 dengan makanan
-
16
Biguanida
Metformin
500 mg, 2 x sehari
Tergantung fungsi ginjal
-
2500
Metformin lepas lambat
500 – 1000 bersama makan malam
Tergantung fungsi ginjal
-
2500
Tiazolidindion
Pioglitazon
15
15
-
45
Rosiglitazon
2 – 4
2
-
8 mg/hari atau 4 mg 2xsehari
Penghambat α-glukosidase
Akarbose
25 mg 1 – 3 x sehari
25 mg 1 – 3 x sehari
-
25 – 100 mg 3 x sehari
Miglitol
25 mg 1 – 3 x sehari
25 mg 1 – 3 x sehari

25 – 100 mg 3 x sehari
Produk kombinasi
Gliburid/metformin
2,5 – 5/500, 2 x sehari periksa fungsi ginjal
1,25/250, 2 x sehari
-
20/2000
Glipizid/metformin
2,5 – 5/500, 2 x sehari periksa fungsi ginjal
2,5/250
-
-
Rosiglitazon/metformin
1 – 2/500, 2 x sehari
1/500 2 x sehari
-
8/2000

Senin, 24 Agustus 2015

ANTI EMETIK



Anti emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah. 
Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks muntah menggunakan satu dari dua cara: secara lokal, untuk mengurangi respons lokal terhadap stimulus yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah, atau secara sentral, untuk menghambat CTZ secara langsung atau menekan pusat muntah. 
Antiemetik yang bekerja secara lokal dapat berupa anastid, anestesi lokal, adsorben, obat pelindung yang melapisi mukosa GI, atau obat yang mencegah distensi dan menstimulasi peregangan saluran GI. Agen ini sering kali digunakan untuk mengatasi mual yang ringan.
Antiemetik yang bekerja secara sentral terbagi atas beberapa kelompok: fenootiazin, nonfenotiazin, penyekat reseptor serotonin (5-HT3), antikolinergik/antihistamin, dan kelompok yang bermacam-macam. Dua jenis fenotiazin yang umum digunakan adalah proklorperazin (compazine) dan prometazin (phenergan) keduanya memiliki awitan yang cepat dan efek merugikan yang terbatas.
Agen lainnya adalah dronabinol (marinol), yang mengandung bahan aktif kanabis (mariyuana), hidroksizin (generik) yang dapat menekan area kortikol pada SSP dan trimetobenzamid (tigan), ini serupa dengan antihistamin dan tidak menimbulkan sedeasi. Trimetobenzamid sering kasli merupakan obat pilihan dalam kelompok ini karena tidak dikaitkan dengann sedadi yang berlebihan dan sepresi SSP. Obat ini tersedian dalam bentuk oral,parenteral,dan surositoria. Obat ini diabrsorpsi dengan cepat, di metabolisme dalam hati dan diekskresi melalui urine. Obat ini menembus plasenta dan menembus ASI, dan digunakan jika manfaatnya lebih besar pada ibu dari pada resiko potensial pada janin atau neonatus.

Anti emetik terbagi atas beberapa golongan sebagai berikut :
1.      Golongan Antagonis Reseptor 5HT3-
Obat anti emetik ini menghambat reseptor serotonin pada sistem saraf serebral dan saluran pencernaan. Sehingga obat golongan ini dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah setelah operasi dan penggunaan obat sitoksik.
Obat ini terbagi atas 3 yakni,
a.       Granisteron
Obat jenis ini tersedis dalam bentuk tablet dan sirup untuk diminum secara oral. Untuk pencegahan mual dan muntah pada kemoterapi. Granisteron biasanya diminum satu jam sebelum kemoterapi dijalankan. Dosis kedua diberikan setelah 12 jam dari dosis pertama. Konsumsi obat ini harus sesuai dengan resep dokter. Tidak boleh kuang maupun lebih.
b.      Ondansentron
Obat ini diperuntukkan untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi kanker atau setelah operasi. Ondansentron bekerja dengan memblokade hormon serotonin yang menyebabkan muntah. Selain itu, obat ini juga digunakan pada klien pecandu alkohol.
Obat ini digunakan sebelum atau sesudah makan. Obat ini juga dapat diminum bersama antasida.
Pada kemoterapi obat ini diberikan pada 30 menit pertama sebelum kemoterapi. Dosis selanjutnya sesuai anjuran dokter. Biasanya 1 sampai 2 hari setelah kemoterapi selesai.
Pada kasus lain pemberian obatnya pun berbeda.
Hal yang perlu diketahui seorang dokter, perawat atau pun seorang apoteker sebelum melakukan pemberian obat ini adalah riwayat penyakit perut atau usus, penyakit hati, dan alergi. Selain itu, pecandu alkohol sebaiknya mengurangi konsumsi alkoholnya saat mengkonsumsi obat ini karena dapat meningkatkan efek sampingnya. Obat ini juga diketahui dapat mengganggu konsentrasi konsumen dan dapat berpengaruh pada janin dalam kandungan serta mempengaruhi ASI pada Ibu produktif menyusui kerena obat ini disekresikan melalui ASI, salah satunya.
c.       Tropisetron
Obat jenis ini digunakan pada mual karena kemoterapi atau muntah pada anak. Indikasi dari obat ini adalah mencegah mual pasca operasi.
2.      Golongan Antagonis Dopamin
Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk mengobati rasa mual dan muntah karena penyakit kanker, sakit akibat radiasi, obat golongan opiat, obat sitotoksik dan anstesi umum. Selain dopamin, ada juga obat yang disebut Metoclopramide yang juga bekerja pada salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna pada rasa ingin muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.
Yang harus diperhatikan sebelum mengkonsumsi metoclopramid adalah:
·         Konsultasikan ke dokter mengenai obat resep dan non-resep yang anda konsumsi yang mengandung amobarbital, insulin, narkotika, phenobarbital, sedative, transquilizer, dan vitamin.
·         Kemukakan pada dokter bila anda pernah mengidap atau masih mengidap tumor adrenal, penyakit kejiwaan, parkinson, hipertensi, penyakit hati, liver atau ginjal.
·         Kemukakan pada dokter tentang kehamilan maupun rencana kehamilan dan menyusui anda.
·         Saat anda masa operasi termasuk operasi dentist, kemukakan pada sentist tersebut mengenai konsumsi metoclopramid anda.
·         Obat ini menekan saraf sadar anda sehingga dapat menyebabkan kantuk, jadi usahakan untuk tidak berktivitas berkendara selama mengkonsumsi obat ini dan jangan mengkonsumsi alkohol bersama obat ini.
3.      Golongan Antihistamines
Golongan antihistamin ini juga disebut golongan antagonis reseptor H1 histamin. Obat ini efektif untuk beberapa kondisi seperti mabuk perjalanan dan rasa mual di pagi hari pada ibu hamil.
a.       Dimenhydramine ® selain sebagai anti emetik juga mengatasi vertigo.
b.      Pyrathiazine
c.       Promethazine ® pada penderita penyakit jantung atau kegagalan fungsi hati perlu pengawasan yang ketat sewaktu minum obat ini atau bila tidak perlu, dianjurkan untuk tidak meminum obat ini. Selain itu anak-anak juga dianjurkan tidak meminum obat ini karena dapat menyebabkan Sindron Reye dan dapat menyebabkan konvulsi, halusinasi bahkan kematian pada anak. Obat ini juga menyebabkan kantuk dan tidak dianjurkan pada BUMIL dan Ibu Menyusui.
d.      Betahistine
Betahistin dihidroklorida adalah obat yang sangat mirip senyawa histamin alami. Betahistine bekerja secara langsung berikatan dengan reseptor histamin yang terletak pada dinding aliran darah, termasuk didalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor ini dapat menyebabkan vasokontraksi. Dengan peningkatan sirkulasi darah, mengurangi tekanan di telinga. Betahistine fungsi utamanya sebagai obat penyakitMeniere.
Obat ini mwmbantu menghilangkan tekanan didalam telingan dan mengurangi frekuensi dan keparahan serangan mual dan pusing. Betahistine juga mengurangi bunyi mendenging di telinga (tinitus) dan membantu fungsi pendengaran menjadi normal.
4.      Penghambat Channel Kalsium
Penghambat channel kalsium atau Flunarizine adalah penghambat masuknya kalsium dengan cara ikatan calmudolin dan aktivitas hambatan histamin H1. Obat ini efektif untuk mencegah migren, penyakit vaskular periferal terbuka, vertigo, dan sebagai terapi tambahan pada pasien epilepsi.